Doa dan Percaya


Penduduk desa kecil itu sungguh merana. Lima tahun kemarau panjang telah membuat segala urusan menjadi sangat sulit. Satu-satunya mata air yang ada kini juga telah mengering.

Pagi itu, bersama beberapa santrinya pak kyai mengumpulkan semua penduduk desa dan mengajak mereka naik keatas gunung untuk berdoa bersama meminta hujan.

Saat akan memulai memimpin doa, mata pak kyai tiba-tiba tertumbuk kepada seorang bocah lelaki yang memakai pakaian hangat dan ditutupi jas hujan tebal di bagian luarnya.

" Apakah kamu waras, nak ? ", tanya pak kyai kepada bocah lelaki itu. " Di desa kita ini sudah tidak ada hujan selama lima tahun dan sekarang kau memakai pakaian hangat berangkap jas hujan ? Kau bisa mati karena panasnya memanjat gunung, nak ! "

" Aku sedang sakit flu, pak kyai. Jika kita akan berdoa kepada Allah untuk meminta hujan, dan nanti Allah mengabulkan doa kita, bisakah pak kyai bayangkan bagaimana situasi kita saat nanti kembali ke bawah ? Kupikir hujan akan turun dengan sangat deras sehingga lebih baik aku mempersiapkannya sejak sekarang. ", jawab bocah lelaki itu.

Tak lama setelah pak kyai selesai memimpin doa bersama, mendung hitam terlihat bergerombol menggumpal di langit. Dan bersamaan dengan kilatan petir dan suara guruh, hujan pun kemudian turun dengan lebat mengguyur desa kecil itu.

Semua penduduk desa dan pak kyai berlari berhamburan mencari tempat untuk berteduh dari derasnya air hujan. Namun bocah lelaki itu, dengan iman yang membaja penuh keyakinan akan terkabulnya doa, tetap berjalan tenang dengan pakaian hangat berbalut jas hujan yang tebal.


© 2012 - 2019 by Sumiharso. Powered by Blogger.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design