Musyawarah Tikus : Diantara Teori dan Praktik

Sekelompok tikus sepakat untuk mengadakan kongres luar biasa. Mereka berpikir bahwa kongres ini harus dilakukan mengingat kondisi semakin genting. Keselamatan hidup mereka semakin hari semakin tidak menentu. Ancaman kematian dari musuh bebuyutan mereka : kucing, mereka rasakan semakin hari semakin mengerikan. Dan itu membuat mereka tak lagi bisa tidur nyenyak.

Setelah melalui berbagai diskusi, perdebatan, pertimbangan, dan lobby-lobby yang cukup sengit diantara berbagai spesies tikus, akhirnya seluruh tikus peserta kongres menyepakati usulan seekor tikus muda yang terkenal paling cerdik, yaitu keputusan untuk menggantungkan lonceng di leher kucing. 

Alasan terpenting dari usulan ini adalah ketika nanti mereka mendengar lonceng itu berbunyi, maka mereka akan segera tahu bahwa kucing akan datang. Dengan begitu mereka akan punya cukup waktu untuk segera kabur menyelamatkan diri.

Semua delegasi tikus setuju dengan ide cerdas ini dan yakin bahwa masalah mereka telah menemukan solusi yang ampuh. Saat pemimpin sidang hendak menutup kongres, seekor tikus tua peserta kongres berdiri dan melangkah maju ke depan para delegasi tikus. 

“ Saya setuju dan mendukung sepenuhnya keputusan kongres ini. Namun sebelumnya, izinkan saya mengajukan sebuah pertanyaan : Siapa yang akan membunyikan lonceng di leher kucing itu ? ", tanya si tikus tua.

Moral Kisah :
  1. Siapapun bisa dan boleh memberikan usulan atau ide yang paling brilian untuk memecahkan suatu masalah. Tetapi menjalankan atau mempraktikkan ide kedalam tindakan nyata itu adalah hal lain yang belum tentu bisa dengan mudah dilakukan. 
  2. Ukuran keberhasilan suatu gagasan bukan dinilai dari bagus atau indahnya gagasan itu ketika dibicarakan didalam ruang rapat, seminar, atau pertemuan, tetapi diukur dari keterlaksanaannya di lapangan ketika gagasan itu dijalankan.



© 2012 - 2019 by Sumiharso. Powered by Blogger.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design