Perangkat Godaan Setan - Bagian 1

Satu kompi setan sedang berusaha memasuki jiwa seorang santo ( pria suci ) yang tinggal di dekat Cairo, Mesir.

Mereka ingin menggoda dan menyesatkan pria ini. Beragam teknik, metode, dan trik telah mereka gunakan.

Pertama, seorang kapten dari antara bala pasukan setan itu menggodanya dengan memberikan masakan Mesir yang terkenal sangat lezat kepada santo itu dengan maksud agar nafsu makannya menjadi tak terkontrol. Jika nafsu makannya sudah lepas kendali maka ia akan lupa dan berat untuk melakukan ibadahnya.

Tapi santo itu tetap tegar. Ia tak bergeming sedikitpun.

Lalu seorang mayor dari antara pasukan setan itu membawa seluruh perhiasan dunia ke depan si santo. Emas, perak, aqiq, berlian, intan, sapphire, marjan, dan permata yaqut dari Libya yang sangat terkenal keindahannya dan luar biasa mahal harganya dihadiahkannya kepada si santo.

Tapi lagi-lagi santo itu tetap tegar. Ia tak bergeming sedikitpun.

Sadar tekniknya kandas, kini seorang letnan kolonel dari antara bala tentara setan datang bersama beberapa perempuan Nubian yang terkenal super cantik, ranum, dan sangat menggairahkan. Tak cukup itu. Letkol setan itu juga mengajak pula gadis-gadis belia Pushtun, perawan-perawan cantik dari Slav dan wanita-wanita Romania yang sangat menawan.

Namun godaan setan tak mempan. Santo itu tetap tegar. Ia tak bergeming sedikitpun.

Melihat anak buahnya gagal total menggoda santo yang tegar itu, Azazil-iblis nomor satu-datang dan memarahi bala tentaranya.

" Kalian benar-benar goblok, tolol, bebal, sekaligus dungu ", bentak Azazil.

Anak buahnya diam, mengkerut dan ciut nyalinya.

" Ribuan tahun yang lampau aku sudah mengajarkan teknik paling dasar yang tidak mungkin gagal untuk menggoda manusia. Apa kalian sudah lupa ?", lanjut Azazil.

Suasana menjadi hening tanpa jawaban. Semua mata menunduk takut.

" Sekarang kalian ikuti aku. Lihat dan perhatikan baik-baik bagaimana aku mempraktikkan teknik ini sekali lagi ", kata Azazil kepada pasukannya.

Dengan diikuti sekompi pasukannya kemudian Azazil mendekati santo itu yang sedang tekun beribadah di mihrab pribadinya.

Lalu dengan lembut dan sangat persuasif, Azazil berbisik lirih di telinga santo itu.

" Kawan, kau memang seorang yang sangat dikasihi Tuhan. Tak ada manusia lain di muka bumi ini yang lebih suci darimu. Pun tak ada manusia yang ilmunya setinggi ilmumu.", bisik Azazil memulai muqaddimahnya kepada si santo.

" Tapi ingatkah kau dengan salah satu muridmu yang dulu pernah kau didik dan ajarkan ilmu-ilmu ketuhanan semasa kalian masih di Sevilla, Spanyol ? ", tanya Azazil kepada si santo.

" Oh, tentu aku masih ingat. Kenapa ?", jawab si santo.

" Maafkan aku kawan. Aku kemari hanya ingin mengabarkan padamu, bahwa muridmu itu, yang dulu kau ajari berbagai ilmu-ilmu yang tak dia miliki sebelumnya, sekarang telah diangkat menjadi seorang uskup di Alexandria. Kau tahu, dengan kedudukannya itu sekarang ia begitu dihormati, disanjung, dan disegani oleh para pembesar negeri Mesir ini. Jangan kata kalau soal penghormatan dari rakyat biasa. Itu sudah biasa. Sekarang kemana-mana ia mendapatkan perlakuan yang sangat mewah dan terhormat. Padahal kau tentu tahu, ilmu yang dimiliki si uskup bekas muridmu itu tak ada secuilnya dibanding ilmumu. Apalagi soal ketaatan ibadahnya kepada Tuhan, kau tentu jauh lebih hebat darinya. Tidakkah kau melihat ketidakadilan Tuhan disini ? Mengapa dirimu yang begitu taat, alim, dan penuh pengabdian hanya mendapatkan  sedikit sekali dari Tuhan. Tidak harta, tidak tahta, tidak pula wanita. Sedangkan bekas muridmu yang tak seberapa ilmu dan ketaatannya itu malah bisa mendapatkan segalanya ? Dimana keadilan Tuhan jika seperti itu ? ", kata Azazil dengan sangat lembut kepada si santo.

Mendengar bisikan lirih namun sangat membujuk dari Azazil, santo itu mulai goyah. Lambat laun pikirannya mulai bergeming. Ia lalu berdiri dari mihrab tempatnya bertekun ibadah. Dengan langkah gontai ia kemudian berjalan keluar.

Lalu sambil menahan gelegak amarah, ia mendongak ke langit dan berkata," Tuhan, jika benar apa yang kudengar dari Azazil itu, oh betapa malangnya diriku. Dimana keadilanmu, Tuhan ? ", hujat si santo itu.

Suaranya terdengar sangat keras menembus lapisan langit. Para malaikat terkejut dan tak menyangka manusia suci yang selama puluhan tahun tekun beribadah itu kini berani memprotes Tuhan.

Dari kejauhan, melihat si santo yang sedang protes dan menghujat Tuhan karena merasa diperlakukan tidak adil, Azazil dan sekompi pasukannya tertawa terbahak-bahak.

Dengan penuh kegirangan, Azazil lalu mengumpulkan seluruh pasukannya.

" Hei, kalian semua. Camkan ini. Lain kali, jika kalian menemukan manusia seperti si santo itu, kalian tak perlu sedih apalagi cemas. Gunakan teknik godaan yang aku ajarkan ini. Kalian harus tahu dan yakin bahwa teknik ini juga yang dulu aku gunakan untuk menggoda Qabil sehingga ia tega membunuh saudara kandungnya sendiri, Habil. Ingat, manusia bisa saja menolak hampir segala macam godaan kalian. Tetapi mereka selalu tidak bisa menahan rasa iri, dengki, dan cemburu saat melihat kemenangan atau kesuksesan sesama manusia."



© 2012 - 2019 by Sumiharso. Powered by Blogger.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design