Seberapa Lambat Terlambat Itu ?


Dalam dunia kerja, entah di perusahaan swasta, birokrasi pemerintahan, atau organisasi sosial, anda pasti bisa menemukan suatu aturan yang mengatur mengenai masalah keterlambatan dalam bekerja.

Dalam artikel singkat kali ini saya tidak akan membahas tentang regulasi yang terkait dengan keterlambatan dalam bekerja, tetapi lebih menekankan kepada perspektif dari berbagai bangsa tentang waktu. Wa bil khusus atas fenomena keterlambatan.

Berdasarkan riset anthropologis dapat disimpulkan ada 3 perspektif utama bagaimana bangsa-bangsa di dunia ini memahami waktu.

1. Kelompok bangsa-bangsa yang memahami waktu dalam konsep Skala Waktu Linear ( Linear Time Scale )Termasuk kedalam kelompok ini adalah bangsa Jerman, kelompok bangsa-bangsa maritim kepulauan di Eropa (Anglo Saxon), Skandinavia, Amerika Utara, Kanada, dan bangsa-bangsa di Eropa Utara. 

Bagi bangsa-bangsa ini waktu dipahami sebagai suatu substansi yang rigid, sangat terukur dan linear. Sebagai konsekuensinya maka bagi bangsa-bangsa ini keterlambatan terkait dengan waktu adalah suatu cacat, cela, atau suatu hal yang sulit diterima. 

Maka, kalau anda bekerja dengan orang-orang dari kelompok bangsa-bangsa ini pastikan anda untuk selalu tepat waktu, tepat janji, dan tepat hasil/kualitas. Kredo yang paling populer mewakili perspektif ini adalah : Waktu adalah Uang ( Time Is Money )

Contoh dialognya bisa jadi seperti ini.   

A : " Berapa lama lagi kita sampai di tujuan ? "
B : " Menurut hitungan saya 1 jam, 34 menit, 7 detik."

2. Kelompok bangsa-bangsa yang memahami waktu dalam konsep Skala Waktu Fleksibel ( Flexible Time Scale ). Termasuk kedalam kelompok ini adalah bangsa-bangsa Latin Eropa (  Spanyol, Portugal ) dan Latin Amerika ( Brazil, Argentina, Nicaragua dst ). Bangsa-bangsa di Eropa Timur secara umum juga masuk dalam kategori ini. 

Bagi bangsa-bangsa ini waktu dipahami sebagai sesuatu yang luwes, dapat diutak-atik, dan bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Sebagai konsekuensinya maka bagi bangsa-bangsa ini keterlambatan terkait dengan waktu adalah sesuatu yang tidak terlalu bermasalah sejauh pihak-pihak yang berhubungan bisa saling mengerti dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. 

Maka, kalau anda bekerja dengan orang-orang dari kelompok bangsa-bangsa ini pastikan anda memiliki kemampuan komunikasi yang bagus dan persuasif jika anda akan terlambat masuk kerja atau berjanji tentang sesuatu hal. Dan sebaliknya anda juga harus siap memahami dan tidak perlu uring-uringan sekiranya pihak yang berhubungan dengan anda ternyata terlambat dalam memenuhi janjinya kepada anda. 

Contoh dialognya bisa jadi seperti ini.   

A : " Berapa lama lagi kita sampai di tujuan ? "
B : " Saya kira sebentar lagi kita juga sudah akan sampai di tujuan."

3. Kelompok bangsa-bangsa yang memahami waktu dalam konsep Skala Waktu Mengembang atau Skala Mulur  ( Far Right Time Scale ). Termasuk kedalam kelompok ini adalah Bangsa-Bangsa di Timur Tengah dan Afrika. 

Bagi bangsa-bangsa ini waktu dipahami sebagai sesuatu yang secara intrinsik memiliki sifat yang tidak pasti, tidak menentu, lentur  dan selalu mengembang atau memuai berdasarkan kondisi yang melatarbelakanginya. Sebagai konsekuensinya maka bagi bangsa-bangsa ini keterlambatan terkait dengan waktu bukanlah suatu hal yang serius atau bahkan bisa dianggap biasa, normal, dan wajar belaka. 

Maka, kalau anda bekerja dengan orang-orang dari kelompok bangsa-bangsa ini, anda tidak perlu khawatir atau terlalu cemas sekiranya anda terlambat masuk kantor atau tidak menepati janji, misalnya.  Termasuk anda juga harus siap mental jika pihak yang berhubungan dengan anda tidak serius menepati janjinya. 

Contoh dialognya bisa jadi seperti ini.   

A : " Berapa lama lagi kita sampai di tujuan ? "
B : " Oh, tenang saja, masih serokok-an lagi."

Lantas, bagaimana dengan Bangsa-Bangsa di Asia ? 

Sejauh penelusuran saya dari pengalaman bergaul dengan beragam kolega, untuk Bangsa-Bangsa Asia cukup bervariasi kultur dan perspektifnya terkait dengan waktu.

Jepang dan Korea, misalnya. Mereka termasuk bangsa yang memiliki perspektif Skala Waktu Linear, dimana ketepatan memenuhi janji, kedisiplinan, akurasi kerja, dan efisien dalam menggunakan waktu adalah sesuatu yang sangat utama.

Sedangkan China dan India termasuk bangsa yang cenderung lebih memiliki perspektif Skala Waktu Fleksibel.

Sementara itu rumpun bangsa Melayu ( Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand ) cenderung memiliki perspektif Skala Waktu Mengembang.

Semoga artikel singkat ini bermanfaat.
Terimakasih.

© 2012 - 2019 by Sumiharso. Powered by Blogger.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design