A Story about Integrity


Ketika Shri Krishna kembali ke istananya setelah berakhirnya perang Bharatayuda, Rukmini permaisurinya itu menegurnya, “ Bagaimana mungkin kanda bisa menjadi bagian dari pembunuhan Guru Drona dan Resi Bhisma ? Bukankah kita semua tahu jika mereka itu adalah orang-orang shaleh dan selalu berbuat kebajikan sepanjang hayat mereka ?”

Awalnya Shri Krishna terus berusaha menghindar untuk menjawab pertanyaan permaisurinya itu. Namun karena terus-menerus didesak, akhirnya beliau terpaksa menjawab, " Benar apa yang adinda katakan itu. Tidak diragukan lagi mereka berdua adalah orang-orang shaleh yang penuh dengan kebajikan. Tetapi sayang mereka berdua telah melakukan satu perbuatan dosa yang justru menghancurkan semua pahala kebajikan yang telah mereka buat seumur hidup mereka "

Rukmini lalu melanjutkan bertanya, " Dosa atau kejahatan apa yang telah mereka lakukan, kanda ?"

Shri Krishna menjawab, “ Mereka berdua hadir di sidang pengadilan ketika Putri Drupadi dilucuti seluruh pakaiannya oleh Duryudana dan adik-adiknya. Mereka berdua saat itu menjadi sesepuh yang dihormati oleh Duryudana dan seluruh kurawa. Mereka berdua juga memiliki kemampuan dan wewenang yang sangat besar untuk menghentikan perilaku bejat itu. Tetapi mereka berdua justru diam dan tidak melakukan apa-apa. Kejahatan tunggal ini sudah cukup untuk menghapuskan semua pahala atas semua kebajikan yang pernah mereka lakukan. ”

Masih dengan rasa penasaran yang membuncah, Rukmini kembali bertanya, “ Tapi bagaimana dengan Adipati Karna ? Bukankah ia dikenal karena sifat welas asihnya yang tak ada duanya ? Semua orang tahu, tidak ada satu orang pun yang pergi dengan tangan kosong setelah keluar dari pintu rumahnya. Bukankah kedermawanannya benar-benar suatu cermin akhlak yang mulia, kanda ? Mengapa ia harus terbunuh juga ? "

Shri Krishna dengan tenang menjawab, “ Tidak diragukan lagi Adipati Karna memang dikenal karena sifat welas asihnya kepada siapapun. Hatinya sangat lembut. Dia tidak pernah mengatakan " tidak " kepada siapapun yang meminta sesuatu atau pertolongan darinya. Tetapi sayang, justru ketika Abimanyu, kemenakannya itu berhasil dijatuhkan oleh musuh-musuhnya setelah melawan pasukan prajurit terhebat kurawa dan dia terbaring sekarat, lalu dia meminta air dari Adipati Karna yang berdiri di dekatnya. Adinda tahu, disitu ada genangan air bersih di tempat Adipati Karna berdiri. Tetapi apa yang ia lakukan ? Hanya karena merasa tidak enak dengan temannya Duryudana, Adipati Karna justru tidak memberikan air kepada kemenakannya sendiri yang sedang meregang ajal. Dengan perbuatannya itu, semua pahala welas asih dan kedermawanannya itu musnah seketika. Dan akhirnya kita semua tahu, Adipati Karna terbunuh tepat ketika roda kereta perangnya terperosok dan tidak bisa bergerak justru di genangan air yang sama ketika Abimanyu sekarat dan meminta air kepadanya. "

© 2012 - 2019 by Sumiharso. Powered by Blogger.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design