Memanen Yang Ditanam


Di sebuah desa di kaki Gunung Katmandhu, Nepal, seorang janda memiliki kebiasaan yang unik. Setiap pagi ia memanggang roti untuk anak-anaknya dan menyisakan beberapa potong untuk pejalan kaki yang lewat di depan rumahnya. Dia meletakkan roti-roti  itu di sebuah nampan di depan rumahnya sehingga siapapun pejalan kaki yang lewat dan merasa lapar dapat mengambil roti itu dengan mudah. 

Suatu hari lewat seorang pria bongkok di depan rumah janda itu. Ia terlihat lemas dan lapar. Melihat ada beberapa potong roti diatas nampan, ia segera mengambilnya. Alih-alih berterimakasih kepada janda yang telah memberikannya roti, pria bongkok itu malah bergumam sambil berjalan : " Keburukan yang kau lakukan akan tetap bersamamu. Kebaikan yang kau lakukan pasti akan kembali juga kepadamu ! ".

Hari demi hari kejadian seperti itu terus berlanjut. Setiap pagi, pria bongkok itu datang, mengambil beberapa potong roti, lalu bergumam : " Keburukan yang kau lakukan akan tetap bersamamu. Kebaikan yang kau lakukan pasti akan kembali juga kepadamu ! ". 

Lama kelamaan janda itu merasa kesal juga dengan tingkah laku si pria bongkok. “ Bukannya berterima kasih,” katanya pada dirinya sendiri ... “ eh, malah setiap hari si bongkok ini bergumam dan menggerutu seperti itu ! Apa maksudnya, menghina aku ? ”

Suatu hari, karena tak lagi dapat menahan rasa jengkel, janda itu memutuskan untuk memberi pelajaran pada si pria bongkok. "Aku akan menyingkirkan si bongkok sialan ini," katanya. Anda tahu apa yang ia lakukan ? Ia lalu menambahkan bubuk racun kedalam adonan roti yang ia persiapkan untuk si pria bongkok !

Lalu ketika ia akan menyimpannya diatas nampan, tak terasa tangannya gemetar. "Apa yang sedang kulakukan ini ? Apa aku akan menjadi seorang pembunuh ? ", katanya dalam hati. 

Ketakutan dengan pikirannya sendiri, dengan cepat janda itu lalu bergegas melemparkan roti-roti beracun itu kedalam api. Ia lalu membuat adonan roti yang baru dan memanggangnya seperti biasa dan menyimpannya beberapa potong diatas nampan di depan rumahnya.

Tak lama kemudian, seperti biasa, si pria bongkok datang, mengambil beberapa potong roti dan bergumam : " Keburukan yang kau lakukan akan tetap bersamamu. Kebaikan yang kau lakukan pasti akan kembali juga kepadamu ! ".

Si pria bongkok lalu melanjutkan perjalanannya tanpa menyadari perang batin yang berkecamuk dalam diri janda itu. 

Setiap hari, ketika janda itu meletakkan roti-roti diatas nampan di depan rumah, ia berdoa untuk anaknya yang telah pergi ke tempat yang jauh untuk mencari pekerjaan. Sampai beberapa lama janda itu tidak mendapat kabar apapun tentang anaknya. Ia mulai gelisah. Namun ia tetap berdoa agar anaknya itu bisa pulang kembali dengan selamat.

Suatu malam ketika janda itu hendak tidur, ia mendengar suara ketukan di pintu depan rumahnya. Ketika dia membukanya, dia sangat terkejut karena mendapati anaknya berdiri di depan pintu dengan kondisi yang sunguh mengenaskan. Tubuhnya terlihat sangat kurus dan lemah. Rambutnya terjuntai panjang tak terurus. Pakaiannya juga nampak compang-camping dan robek disana-sini. Sorot matanya layu dan nampak sekali ia menahan rasa lapar yang sangat. 

Ketika ia melihat ibunya, ia berkata, " Bu, sungguh ajaib aku bisa pulang kembali ke rumah ini. Ibu tahu, tadi sekitar dua kilometer dari sini, aku merasa sangat kelaparan sampai-sampai aku pingsan. Kupikir aku sudah akan mati, tetapi tiba-tiba saja saat itu ada seorang pria bongkok lewat di depanku. Aku lalu memohon kepadanya untuk memberiku makanan. Aku bersyukur pria bongkok ini sungguh dermawan. Ia memberiku beberapa potong roti. Ketika pria bongkok itu akan memberikan roti-rotinya kepadaku, ia berkata, " Ini adalah apa yang aku makan setiap hari. Hari ini, aku akan memberikannya untukmu, karena kau lebih membutuhkannya daripada aku ! "

Mendengar cerita anaknya, seketika janda itu menjadi merasa panas dingin. Tubuhnya gemetar. Rona mukanya memucat. Ia lalu duduk berselonjor kaki di kursi. Lamat-lamat ia teringat dengan kejadian roti beracun yang tadi pagi dibuatnya dengan maksud untuk memberi pelajaran kepada si pria bongkok itu. Jika saja ia tadi tidak membuang roti-roti itu kedalam api, maka roti-roti beracun itu pasti akan dimakan oleh anaknya sendiri. Dan sudah pasti pula anaknya itu akan mati !

Saat itulah ia mulai menyadari arti kata-kata yang selalu digumamkan oleh si pria bongkok : " Keburukan yang kau lakukan akan tetap bersamamu. Kebaikan yang kau lakukan pasti akan kembali juga kepadamu ! ".

Jadi lain kali anda melakukan kebaikan dan tak ada seorang pun yang menghargai kebaikan anda, maka ingat-ingatlah kisah janda ini. 

© 2012 - 2019 by Sumiharso. Powered by Blogger.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design