Selalu Ada Pilihan
Kita mungkin pernah mendengar seseorang mengatakan dengan nada sedih," Aku tak punya pilihan lain ".
Biasanya kalimat semacam ini kita dengar ketika seseorang mengalami suatu kejadian yang menurutnya bersifat kemalangan, kesusahan, kesedihan, penderitaan dan sejenisnya.
Tetapi benarkah suatu peristiwa atau kejadian yang kita alami sudah dari " sono " nya punya tafsir bawaan alias tak ada lagi tafsir yang lain ?
Atau jangan-jangan kita sendirilah yang memberikan label atau tafsir pada setiap peristiwa atau kejadian yang kita alami ?
Dengan kata lain suatu kejadian atau peristiwa ya bersifat netral, tidak baik pun tak pula buruk. Otak kitalah yang memberinya label baik atau buruk.
Mari kita simak kisah singkat berikut ini.
Pria nyentrik itu bernama Marco Gracie. Ia seorang pelukis dari Italia. Suatu hari ia mengalami kejadian yang sempat membuatnya shock. Betapa tidak. Dompet miliknya yang berisi uang 600 Euro atau sekira 9,3 juta rupiah raib begitu saja gegara dicopet oleh seorang gadis muda. Dan sialnya si gadis itu lolos dari kejarannya.
Untuk sesaat Marco hanya bisa tercenung menyesali nasib buruknya. Tapi bersyukur ia termasuk jenis pria yang tak mudah larut dalam nestapa. Ia lalu berpikir keras bagaimana mengatasi masalah kehilangan dompet dan uang 600 Euronya.
Ia lalu pulang ke rumahnya. Ia ambil peralatan melukisnya dan dengan spontanitas yang menggelora ia mulai melukis wajah si gadis pencopet yang mengembat dompetnya itu !
Dengan segenap imajinasi yang ia miliki ia lalu goreskan kuas dan cat lukis ke kanvas di depannya. Tak butuh lama akhirnya lukisan bertajuk " Gadis Pencopet " itu selesai dilukisnya.
Marco kemudian berinisiatif menjual lukisan " Gadis Pencopet " karyanya itu. Dan seperti sudah ditakdirkan bernasib mujur, lukisannya tersebut akhirnya laku terjual seharga 150 ribu Euro atau sekira 2,3 Miliar rupiah !
Kisah dompet yang hilang dan lukisan tentang gadis pencopet itupun kemudian menjadi viral. Orang-orang terhenyak dengan miracle yang dialami Marco Gracie.
Mereka bertanya-tanya bagaimana mungkin dalam sekejap seseorang yang mengalami kejadian yang oleh mayoritas orang dianggap buruk dan menyedihkan tiba-tiba berbalik menjadi sebuah momen keberuntungan ?
Coba anda hitung. Hilang uang Rp.9.300.000- lalu dapat uang Rp. 2.325.000.000,- Berapa selisih untungnya ? 2.315.700.000,00, bro !
Wow....
Jadi apa lesson learned yang dapat kita ambil dari kisah Marco Gracie ini ?
Simple saja.
1. Peristiwa apapun yang kita alami dalam kehidupan ini sebenarnya tak pernah punya tafsir bawaan yang sudah ada darisananya. Kitalah yang memberinya interpretasi. Kita bebas menafsirkannya sebagai sesuatu yang baik, positif, menggembirakan atau sebaliknya memberikan interpretasi yang buruk, negatif, dan mematahkan semangat. Terserah anda....
2. Keberuntungan selalu berpihak kepada mereka yang mampu melihat peristiwa apapun dengan pandangan dan pemikiran yang positif. Bukan berarti orang-orang semacam Marco Gracie adalah orang yang tak punya rasa sedih, takut, khawatir dsj. Tetapi satu kualitas yang mereka miliki dan membedakannya dari mayoritas orang adalah kemampuan mereka untuk menjadi " Tuan " atas pikiran dan perasaan mereka. Dengan kata lain kitalah pemilik sah atas setiap pikiran dan perasaan kita. Jika kita selalu berpikir buruk, merasa buruk, maka pada akhirnya perilaku kitapun juga akan buruk. Dan hasil akhirnya output dari perilaku buruk itu adalah kehidupan yang buruk juga. Maka, be careful with your thinking and feeling.
Semoga bermanfaat.
والله أعلمُ بالـصـواب
Sumiharso
Industrial Psychologist