Sinopsis Konflik Israel - Palestina

Berikut ini adalah sinopsis singkat dari sejarah konflik ini. Sinopsis ini saya susun berdasarkan studi pustaka secara ekstensif yang saya lakukan dengan menelusuri berbagai dokumentasi sahih dari kedua belah pihak. Termasuk berbagai propaganda yang menyelimuti konflik ini juga telah saya kaji secara mendalam. Namun demikian saya merekomendasikan agar anda juga membaca laporan yang jauh lebih rinci bertajuk : The Origin of the Palestine-Israel Conflict (Asal Usul Konflik Palestina-Israel) yang ditulis oleh sekelompok peneliti dari JEWS FOR JUSTICE IN THE MIDDLE EAST (Dari Yahudi untuk Keadilan di Timur Tengah). Anda dapat mengunduh buku bagus ini disini :

Asal-Usul Konflik Israel-Palestina

Ini penting saya sampaikan agar anda yang benar-benar ingin mencari kebenaran (bukan sekedar membuat komentar “asal bunyi” dan “nyinyir tanpa dasar”) dapat memperoleh jawaban yang sahih dan dapat diandalkan. 

Dan khusus bagi anda umat beragama (apapun) yang tidak memiliki akses ke sumber-sumber primer tentang bagaimana konflik ini bermula, atau anda yang hanya bermodalkan berita terjemahan dari media arus utama atau informasi kelas copy paste di media sosial, atau anda yang tidak memiliki kefasihan berbahasa asing dan wawasan geopolitik yang mencukupi tentang kawasan Timur Tengah (yangmana hal ini sangat diperlukan untuk membedah berbagai dokumentasi orisinil Berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya yang membahas tentang konflik Palestine-Israel), maka saran saya hanya satu : tolong anda tahan lisan dan jari-jari anda dari membuat komentar yang serampangan dan tanpa dasar. Lebih baik anda diam dan menyimak dengan baik !

Hari-hari ini kita membaca tentang konflik yang semakin memanas dan telah menelan banyak korban di kedua belah pihak. Muncul pertanyaan : benarkah ini konflik berbasis agama yang telah berlangsung ratusan tahun sebagaimana disampaikan oleh beberapa kalangan ? 

Baiklah saya akan mulai pemaparan sinopsis ini. 

Selama berabad-abad lamanya, khususnya sebelum abad ke-19 justru tidak pernah ada konflik di kawasan yang saat ini sedang diperebutkan oleh Israel dan Palestina. Pada abad ke-19, tanah Palestina telah didiami oleh populasi dari beragam etnis (multikultural) yang terdiri atas sekitar 86 % Muslim, 10 % Kristen, dan 4 % Yahudi. Pada saat itu mereka hidup dengan tenang dan dalam suasana damai. Tidak ada persoalan samasekali terkait konflik berdasarkan agama. 

Zionisme

Pada akhir tahun 1800-an sekelompok orang yahudi dari Rusia dan Eropa Timur memutuskan untuk menjajah tanah yang damai dan tenang ini. Mereka inilah yang saat ini dikenal sebagai ZIONIS. Mereka ini sebenarnya mewakili minoritas ekstremis dari populasi Yahudi. Tujuan mereka adalah untuk menciptakan “ satu tanah air “ bagi bangsa Yahudi. Sebelumnya mereka telah mempertimbangkan lokasi yang tepat untuk tujuan itu, yaitu di Afrika dan Amerika, sebelum pada akhirnya mereka memilih untuk menetap di Palestina. Anda bisa melihat lini masa Peta Palestina secara kronologis dibawah ini.

Pada awalnya, arus imigrasi dari Eropa ini tidak terlalu menimbulkan masalah, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak. Namun seiring dengan berjalannya waktu karena semakin banyak zionis yang berimigrasi ke Palestina – dan dengan tujuan utama untuk mengambil alih tanah untuk pendirian negara Yahudi – maka penduduk pribumi yang telah berabad-abad lamanya mendiami Tanah Palestina menjadi semakin khawatir. Akhirnya, konflik pun pecah bersamaan dengan gelombang kekerasan oleh imigran Yahudi yang juga semakin meningkat. Naiknya Adolf Hitler ke puncak kekuasaan Jerman yang dikombinasikan dengan aktivitas Zionis untuk menyabotase upaya untuk menempatkan pengungsi Yahudi di negara-negara barat, pada akhirnya menyebabkan peningkatan imigrasi Yahudi ke Palestina. Dan konflik pun semakin berkecambah.

Rencana Partisi PBB

Akhirnya, pada tahun 1947 Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan untuk melakukan intervensi. Namun, alih-alih berpegang pada prinsip "penentuan nasib sendiri oleh rakyat," di mana rakyat itu sendiri yang menciptakan negara dan sistem pemerintahan yang mereka kehendaki, PBB malah memilih untuk kembali ke strategi abad pertengahan dimana kekuatan luarlah yang justru berperan besar membagi tanah milik orang lain. Dibawah tekanan zionis yang cukup besar, PBB kemudian merekomendasikan untuk menyerahkan 55% dari Tanah Palestina kepada Negara Yahudi - terlepas dari fakta bahwa kelompok yang disebut terakhir ini hanya mewakili sekitar 30% saja dari total populasi yang ada di Palestina, dan kepemilihan mereka atas tanah Palestina hanyalah dibawah 7%.

Perang 1947-1949

Meskipun secara luas dilaporkan bahwa perang yang kemudian meletus akibat ulah aneksasi Tanah Palestina ini melibatkan lima negara Arab, tetapi ada fakta yang kurang diketahui oleh dunia internasional. Hal itu adalah kenyataan bahwa selama perang ini jumlah pasukan Zionis justru melebihi jumlah gabungan dari semua pejuang Arab dan Palestina. Bahkan jumlahnya mencapai 2-3 kali lebih banyak dari jumlah gabungan pejuang Arab dan Palestina. Selain itu, tentara Arab yang terlibat dalam perang ini pada faktanya tidaklah sedang menginvasi Israel. Yang benar adalah hampir semua pertempuran terjadi di tanah yang dulunya adalah Negara Palestina !

Terakhir, dan ini penting untuk dicatat adalah bahwa negara-negara Arab ikut masuk kedalam konflik ini hanya setelah peristiwa pasukan Zionis melakukan 16 kali pembantaian, termasuk pembantaian mengerikan terhadap lebih dari 100 orang pria, wanita, dan anak-anak di Deir Yassin. Perdana Menteri Israel saat itu, Menachem Begin, sebagai pemimpin dari salah satu kelompok teroris Yahudi, menggambarkan hal ini sebagai sesuatu yang "luar biasa," dan ia menyatakan : "Seperti di Deir Yassin, jadi dimana-mana, kami akan menyerang dan memukul musuh. Tuhan, Tuhan, Engkau telah memilih kami untuk penaklukan ini. ” 

Anda perlu tahu bahwa saat itu tentara Zionis telah melakukan sebanyak 33 pembantaian sekaligus ! 

Berikut ini fakta-fakta yang terjadi menjelang akhir perang 1947-1949 :

  1. Israel telah menaklukkan sekurangnya 78 % wilayah Palestina,
  2. Tiga perempat dari satu juta orang Palestina telah menjadi pengungsi,
  3. Lebih dari 500 kota dan desa telah dilenyapkan dan peta baru dibuat, dimana setiap kota, sungai, dan bukit kecil diberinama baru dalam bahasa Ibrani dengan tujuan untuk menghapus semua sisa-sisa budaya Palestina.

Setelah itu selama beberapa dekade kemudian negara Zionis Israel terus menyangkal keberadaan populasi ini (baca : Palestina). Bahkan mantan Perdana Menteri Israel Golda Meir pernah mengatakan, "Tidak ada yang namanya orang Palestina." 

Perang 1967 dan Peristiwa Penyerangan USS Liberty

Pada perang enam hari yang terjadi pada tahun 1967, Israel telah menaklukkan lebih banyak lagi tanah Palestina. Menyusul " Perang Enam Hari ", dimana pasukan Israel melancarkan serangan mendadak yang sangat sukses di Mesir, Israel menduduki 22% terakhir dari tanah Palestina yang belum berhasil mereka kuasai pada perang tahun 1947-1949, yaitu wilayah Tepi Barat (West bank) dan Jalur Gaza (Gaza Strip). Karena menurut hukum internasional bahwa suatu wilayah tidak dapat diperoleh melalui peperangan maka wilayah ini (Tepi Barat dan Jalur Gaza) adalah wilayah pendudukan dan sebenarnya bukan milik Israel. Wilayah itu sebagiannya juga diduduki oleh Mesir dan juga oleh Suriah.

Selama Perang Enam Hari itu juga, Israel telah menyerang kapal Angkatan Laut AS, USS Liberty, dimana serangan tersebut menewaskan dan melukai lebih dari 200 prajurit Amerika. Tapi anehnya Presiden Lyndon Johnson ketika mengenang momen penerbangan dalam rangka misi penyelamatan prajurit Amerika dari USS Liberty, ia malah mengatakan bahwa dia tidak ingin "mempermalukan sekutu kami". Dalam hal ini yang ia maksud sebagai "sekutu kami" adalah Israel. Betapa sebuah ironi...

Catatan khusus : Pada tahun 2004 sebuah komisi tingkat tinggi yang diketuai oleh Laksamana Thomas Moorer, mantan Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, menemukan fakta bahwa serangan oleh Israel terhadap Kapal USS Liberty ini adalah " tindakan perang melawan Amerika Serikat " (ini adalah sebuah fakta yang ramai dilaporkan oleb beberapa media berita internasional pada saat itu). Anda dapat melihat peta Palestina th 1967 dibawah ini.

Konflik Saat Ini

Ada dua masalah utama yang menjadi inti dari konflik yang terus berlanjut ini. 

Pertama, adanya efek destabilisasi yang tak terelakkan dari upaya mempertahankan negara dengan preferensi etnis tertentu, terutama bila sebagian besar etinis itu berasal dari luar negeri (baca : Yahudi Eropa). Populasi asli dari apa yang sekarang disebut sebagai Israel adalah 96 persen Muslim dan Kristen. Namun ironisnya para pengungsi ini justru dilarang kembali ke rumah mereka di Tanah Palestina. Populasi asli yang selama beraba-abad mendiami Tanah Palestina justru menjadi sasaran diskriminasi sistematis dari apa yang disebut sebagai negara Israel saat ini. 

Kedua, pendudukan militer Israel yang berkelanjutan dan penyitaan tanah milik pribadi di Tepi Barat, dan kendali atas Gaza, pada faktanya adalah sesuatu yang sangat menindas. Penduduk asli Tanah Palestina tidak memiliki kendali atas kehidupan mereka. Inilah fakta yang ada pada saat ini :

  1. Ribuan pria, wanita, dan anak-anak Palestina ditahan di penjara Israel. Beberapa dari mereka juga telah menjalani persidangan. Pelecehan fisik dan penyiksaan juga sangat sering terjadi,
  2. Perbatasan Palestina (bahkan perbatasan internal) dikendalikan oleh pasukan Israel,
  3. Secara berkala, pria, wanita, dan anak-anak digeledah dan orang-orang Palestina dipukuli,
  4. Wanita Palestina yang hamil dan dalam proses persalinan dicegah untuk mencapai rumah sakit (terkadang hal ini mengakibatkan kematian ibu dan bayinya),
  5. Makanan dan obat-obatan diblokir agar tidak memasuki Gaza, yang kemudian menyebabkan krisis kemanusiaan yang meningkat,
  6. Pasukan Israel menyerbu hampir setiap hari, melukai, menculik, dan terkadang membunuh penduduk.

Menurut perjanjian damai Oslo tahun 1993, wilayah ini seharusnya menjadi negara Palestina. Namun, setelah bertahun-tahun Israel terus menyita tanah Palestina dan kondisinya semakin memburuk. Merasa terus ditindas maka akhirnya penduduk Palestina memberontak. Pemberontakan ini, yang disebut "Intifada" (bahasa Arab berarti "mengguncang") dimulai pada akhir September 2000.

Keterlibatan Amerika Serikat

Keterlibatan Amerika Serikat kedalam konflik ini sebagian besar dipicu karena lobi-lobi Yahudi kepada Pemerintah Amerika Serikat. Dari hasil lobi-lobi ini pembayar pajak AS sekurangnya telah mendonasikan kepada Israel rata-rata sebesar USD 8 juta per hari. Dan memang sejak pembentukan negara zionis Israel, AS telah memberikan lebih banyak dananya kepada Israel daripada ke negara-negara lain. Ketika orang-orang Amerika belajar tentang bagaimana Israel menggunakan setiap dolar dari uang pajaknya, banyak warga Amerika yang kemudian menyerukan untuk diakhirinya pengeluaran ini (baca : bantuan keuangan kepada Israel).

Jika anda benar-benar penasaran bagaimana lobi-lobi Yahudi menyetir Pemerintah AS, saya merekomendasikan agar anda juga membaca laporan yang jauh lebih rinci bertajuk : 

  1. The Origin of the Palestine-Israel Conflict (Asal Usul Konflik Palestina-Israel)
  2. Against Our Better Judgment : The Hidden History of How the U.S. Was Used to Create Israel (Menentang Penghakiman Kami yang Lebih Baik : Sejarah Tersembunyi tentang Bagaimana AS Digunakan untuk Menciptakan Israel). Anda bisa mendapatkannya disini :

Sejarah Tersembunyi Bagaimana AS Digunakan untuk Menciptakan Israel

Ki Djawan Arso




© 2012 - 2019 by Sumiharso. Powered by Blogger.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design